Powered By Blogger

Minggu, 13 Januari 2013

Jalan - jalan ke Sulawesi Selatan ~ Makassar

Tak terasa kita sudah masuk ke akhir penghujung tahun 2012. Awalnya sangat membingungkan bagi kami sekeluarga untuk memutuskan akan berlibur di mana. Beberapa dari teman kami menyarankan untuk pergi ke Makassar, selain kulinernya yang amat menggoda, ternyata Makassar merupakan kota yang ramai dan memiliki berbagai tempat rekreasi yang patut untuk dikunjungi.

HARI KE 1


17 Desember 2012 - Hari pertama kami menapakkan kaki di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Welcome To Makassar!!! Kami langsung menuju hotel kami yang dekat pusat kota dengan taksi (Rp.87.500,-). Setelah istirahat sejenak di dalam hotel (Benoa), kami tidak mau membuang waktu, sekitar jam 10 pagi kami pergi ke Trans Studio Mall Makassar, (tentunya terdapat Trans Studio di dalam).

Perjalanan kesana hanya memakan waktu sekitar 10 menit menggunakan taksi (argometer). Disambut dengan pintu gerbang Trans Studio membuat kami semakin bersemangat untuk mencoba wahana - wahana yang ada di dalamnya. Tak lupa sebelum masuk ke dalam Trans Studio, kami menyempatkan diri untuk makan di dalam Trans Studio Mall yang megah itu.

Tarif Tiket masuk ke Trans Studio Makassar
Hari Biasa : Rp 100.000,-/ orng
Hari Libur/Raya : Rp 150.000,-/ orng
Belum termasuk kartu Trans Studio (Rp 10.000,-/ kartu)
Kartu tersebut digunakan untuk bertransaksi di dalam Trans Studio, baik untuk makan maupun untuk berbelanja souvenir ala Trans Studio.

Langsung saja kami masuk ke dalam, Trans Studio memiliki konsep indoor yang menakjubkan, sehingga tak heran kami bersama pengunjung lainnya langsung berfoto - foto. Terdapat 22 wahana di dalam Trans Studio Makassar (ditambah satu wahana terbaru -- Giant Swing). Setelah puas kami menjelajahi wahana yang ada di dalam Trans Studio, tak lupa kami menyempatkan diri untuk mengunjungi Science Center dan menonton 4D serta Theater Trans Studio. Kami bermain disana sepanjang hari. Setelah selesai kami mencoba segala rekreasi yang ada di dalamnya, kami memutuskan untuk pulang ke hotel.


HARI KE 2
Kami menyewa mobil dari hotel (Rp 450.000,- termasuk uang bensin + supir) untuk berkeliling kota Makassar alias City Tour.

Rute perjalanan kami yang pertama adalah Fort Rotterdam, yang merupakan benteng yang mengisahkan kejayaan Kerajaan Gowa pada abad ke 17. Untuk masuk ke dalam sana kami tidak dipungut biaya apapun, cukup hanya mengisi buku tamu dan sumbangan untuk perawatan Kawasan Fort Rotterdam.

Rute perjalanan kami ke 2 adalah Museum Kota Makassar dan tidak jauh dari sana kami dapat menemukan area China Townnya Makassar. Kami menyempatkan diri untuk berfoto - foto disana.

Setelah itu, kami pergi ke Monumen Mandala. Monumen Mandala merupakan bangunan yang memiliki ketinggian sekitar 75 meter di Pusat Kota Makassar. Monumen Mandalah merupakan tanda pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah.

Hari beranjak siang, kami memutuskan untuk mencari tempat makan. Kami pergi ke mal Karebosi.
Mal Karebosi adalah mal yang terletak di bawah tanah (diatasnya lapangan sepak bola). Mal Karebosi adalah kawasan perbelanjaan layaknya Mangga Dua dan ITC Cempaka Mas di Jakarta. Food Court di Karebosi sangatlah luas, sehingga kami sangat leluasa dalam membeli makanan yang kami suka.

Setelah selesai mengisi perut, kami tidak hanya tinggal diam saja disana, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami. Rute kami selanjutnya adalah Makam Pangeran Diponegoro. Kompleks makam Pangeran Diponegoro dibangun secara sederhana. Suasana yang bersih, rapi, dan hening. Disinilah disemayamkan tubuh Pangeran Diponegoro beserta mendiang istrinya, 6 anak, 19 cicit, dan 9 orang pengikut setia Pangeran Diponegoro.

Tidak lama - lama kami disana, kami memutuskan untuk pergi ke Monumen Korban 40.000 jiwa Sulawesi Selatan. Disinilah tempat pemakaman massal 40.000 orang yang dibantai oleh Belanda (pemimpin : Westerling).

Kami melanjutkan perjalanan kami ke Pantai Akkarena, yang merupakan rekreasi pantai masyarakat Makassar. Biaya masuk ke  Pantai Akkarena = Rp 5.000,-/orng. Kami menyempatkan diri untuk berfoto - foto dan merasakan nikmatnya hembusan angin pantai Makassar. Sayang, kami tidak menyempatkan diri untuk berenang disana. Pantai Akkarena tertata dengan rapi dan bersih, sehingga tidaklah kecewa bila kita kesana untuk berenang atau sekadar bersantai - santai.

Perjalanan kami selanjutnya lumayan memakan waktu yang cukup lama, tetapi hal itu tidak terlalu kami rasakan karena rasa ingin tahu dan semangat kami. Kami pergi ke Benteng Sombu Opu, hanya tersisa segelintir benteng yang masih berdiri kokoh menjadi saksi akan kegigihan Sultan Hasanuddin beserta rakyatnya mempertahankan tanah tercinta mereka dari serangan penjajah. Di dekat Benteng Sombu Opu kami juga mengunjungi kompleks - kompleks rumah adat khas Sulawesi secara mendetail, misalnya  rumah adat Toraja dari desa Toraja.

Dalam perjalanan kembali ke pusat kota, tak lupa kami mengunjungi Masjid Raya Makassar.
Juga tidak ketinggalan untuk mengunjungi Gereja Katedral Makassar yang merupakan gereja tertua di Makassar.

Malam harinya kami pergi ke Mal Panakkukang. Mal Panakkukang merupakan mal terbesar di Makassar, karena merupakan penggabungan beberapa kompleks mal. Mal Panakkukang merupakan kawasan Shopping Center yang besar dan lengkap.

Hari sudah semakin malam, kami memutuskan untuk pulang ke hotel, dan beristirahat.

HARI KE 3
Hari ini merupakan hari terakhir kami di Makassar. Walaupun kami merasa sedih, tetapi memang tak lepas dari itu kami harus kembali ke rumah kami di Jakarta. Sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk berjalan kaki menuju Pantai Losari yang ternyata amat dekat dengan hotel kami. Suasana Pantai Losari amat ramai dan terdapat Masjid Raya yang baru dibangun serta Kawasan Pantai Losari yang juga baru dikeramik.

Malamnya, kami pulang ke Jakarta. Jakarta kami kembali...

KULINER
Kami juga tidak melewatkan bagian ini, yaitu KULINER. 
  1. Coto Makassar
  2. Es Pisang Ijo/ Palu Butung
  3. Konro Bakar
  4. Pisang Epe