Powered By Blogger

Senin, 21 Agustus 2017

Jalan-jalan ke Jepang bersama Keluarga




Hai, sudah lama saya tidak mengepost blog mengenai perjalanan saya bersama keluarga tercinta. Liburan musim panas ini terasa sangat panjang jika hanya berdiam diri di rumah. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk berlibur ke negeri Sakura, yaitu Jepang. Berikut adalah perjalanan menyenangkan yang kami lakukan selama di Jepang, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi teman-teman yang juga ingin berwisata di Negara tersebut.

Hari 1
Kami tiba di Haneda International Airport pukul 6 pagi waktu Jepang. Dikarenakan check in hotel di Jepang pada umumnya dimulai dari pukul 3 sore (tetapi tas dan koper dapat teman-teman titip pada hotel yang sudah kalian booked), kami tidak hanya tinggal diam di airport saja. Kami mengunjungi tourist information Haneda International Airport untuk membeli tiket 48 hours day yang dapat kami gunakan selama 48 jam untuk mengitari kota Tokyo dengan subway dan citybus tanpa batas dengan harga 1200 yen per orangnya. Perlu diperhatikan teman-teman kartu ini hanya sebatas untuk subway common line atau TOEI dan citybus, transportasi lain seperti private subway line, JR, dan sebagainya memiliki harga tersendiri yang harus dibayar. Rute pertama kami adalah Tokyo Sky Tree, teman-teman juga dapat mengunjungi Tokyo Sky Tree pada malam hari jika ingin melihat lampu yang berkelap kelip dan indah pada sepanjang bangunan Tokyo Sky Tree.  Rute Tokyo Sky Tree adalah dari Shinagawa Station menggunakan TOEI Asakusa Line dan berhenti di Asakusa Station. (Jangan lupa untuk meminta peta Subway, city bus, ataupun mendownload google maps ketika bertamasya di Jepang).


Setelah puas melihat keindahan Tokyo Sky Tree, tidak jauh dari sana terdapat Asakusa Temple, dimana temple ini merupakan temple yang sangat terkenal di seluruh dunia dan wajib dikunjungi karena memiliki kompleks atau area yang cukup luas. Di bagian depan Asakusa Temple, teman-teman akan menemukan sebuah gerbang yang sangat besar bernama Kaminarimon, kemudian teman-teman akan menjumpai pusat perbelanjaan tradisional khas Jepang bernama Nakamise Shopping Street, dan setelah itu teman-teman akan masuk ke dalam wilayah temple Asakusa tersebut.

 

Siang yang sangat terik tidak membuat semangat kami menurun, kami tetap melanjutkan perjalanan ke Tokyo Metropolitan Government lantai 45 yang dapat diakses dengang menggunakan Subway, yaitu menuju Tochomae Station pada Oedo Subway Line. Di gedung ini, teman-teman dapat melihat seluruh kota Tokyo dari gedung tersebut. Serta di lantai 45 tersebut, teman-teman juga dapat berbelanja aksesoris dan souvenir lucu untuk dijadikan oleh-oleh, serta terdapat restoran yang menyajikan makanan khas western yang menarik dan lezat.


Destinasi selanjutnya yaitu menuju kota Shibuya, dimana kota tersebut terkenal dengan sosok seekor anjing setia bernama Hachiko yang senantiasa menunggu tuannya pulang dari stasiun. Momen tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk patung anjing yang dapat dipotret secara gratis begitu teman-teman keluar dari stasiun Shibuya. Selain itu, distrik Shibuya sangatlah ramai dan penuh dengan jajanan dan pusat perbelanjaan, sehinga sangatlah disayangkan bila teman-teman tidak berkunjung kesana.


Setelah berbelanja dan makan di Shibuya, kami melanjutkan perjalanan ke Yoyogi Park pada sore hari. Yoyogi Park merupakan taman atau hutan di tengah kota Tokyo yang sangat luas. Banyak orang-orang Jepang maupun turis memanfaatkan jalan setapak di Yoyogi Park untuk jogging. Tidak sedikit juga orang-orang yang berpiknik di area lahan hijau yang luas disana. Di dekat Yoyogi Park teman-teman dapat mengunjungi temple yang terkenal juga bernama Meiji Shrine. Akses: Pemberhentian di Harajuku Station.

Kami berjalan-jalan menikmati indahnya hutan yang luas di kota Tokyo tersebut hingga matahari terbenam. Setelah itu cukup 15 menit saja dengan berjalan kaki, teman-teman dapat pergi mengunjungi Harajuku night market. Disana teman-teman yang menyukai anime dan game Jepang dapat berburu barang-barang menarik di tempat ini. Teman-teman juga akan menemukan banyak orang Jepang yang mengekspresikan diri mereka dengan cosplay yang lucu dan menarik. Haripun beranjak malam dan kami memutuskan untuk kembali ke hotel dan beristirahat untuk memulai perjalanan hari ke 2.

Hari 2
Pagi harinya kami langsung pergi menuju Ueno Park yang tidak kalah luasnya dengan Yoyogi Park yang dapat diakses hanya cukup berjalan kaki sekitar 3 sampai 5 menit dari stasiun Ueno. Uniknya di Ueno Park terdapat danau yang amat luas dan ditumbuhi begitu banyak pohon teratai. Teman-teman dijamin tidak akan menyesal melihat indahnya bunga teratai yang bermekaran di Ueno Park tersebut, serta di tengah danau tersebut terdapat Shrine tempat dimana masyarakat sekitar berkumpul dan berdoa.

Setelah puas menikmati keindahan bunga teratai di Ueno Park, kami memutuskan menginjakkan kaki kami di distrik Ginza. Mirip dengan Shibuya, Ginza merupakan distrik metropolitan yang terdapat banyak gedung modern dan perbelanjaan yang sangat besar. Jangan lupa teman-teman menyiapkan kantong untuk berbelanja barang-barang branded disini. Namun, janganlah khawatir di daerah Ginza makanan dan restoran memiliki harga yang terjangkau dengan kantong. Ginza dapat diakses dengan menggunakan subway menuju Ginza Station pada Ginza line.




Kami melanjutkan perjalanan kami ke Imperial Palace dengan berjalan kaki sekitar 7 menit dari Otemachi Station. Biaya untuk masuk Imperial Palace = gratis. Teman-teman perlu menyiapkan memori foto yang besar untuk berfoto di Imperial Palace karena memiliki taman yang indah dan bernuansa Jepang. Dan juga teman-teman memerlukan tenaga ekstra bila ingin mengunjungi setiap area dan pusat istana yang cukup menanjak.


Sore harinya kami pergi melihat temple lain di Tokyo yaitu Yasukuni Shrine yang dapat diakses dengan berjalan kaki selama 5 menit dari Kundashita Station. Perlu diingat teman-teman biasanya temple dibuka mulai dari pukul 8 atau 9 pagi hingga pukul 5 atau 6 sore, jadi jangan sampai teman-teman datang ke temple yang diinginkan, namun temple tersebut telah tutup.


Hari 3
Setelah kami check out dari hotel kami, kami pergi menuju Shinjuku Station. Shinjuku Station merupakan stasiun besar selain stasiun Tokyo, dimana stasiun ini juga terdapat terminal besar bus untuk lintas antar kota di Jepang. Kami menggunakan bus menuju Kawaguchiko dengan harga 1750 yen per orangnya (hanya pergi belum termasuk pulang). Perjalanan ke Kawaguchiko bila lancar hanya memakan waktu selama 2 jam. Di sana teman-teman dapat mengunjungi beragam wisata alam, taman hiburan, dan tentunya gunung Fuji yang merupakan ikon dari Negara Jepang tersebut. Teman-teman juga dapat menginap di kawasan tersebut hanya teman-teman perlu melakukan reservasi hotel dan juga hunting tiket hotel yang pas di kantong. Sangat disayangkan ketika kami sampai disana, kami tidak dapat reservasi hotel karena sudah penuh, dan juga cuaca saat itu sedang sangat berkabut sehingga gunung Fuji pun tidak terlihat. Namun, kami tetap senang dapat menikmati puncak nya orang Jepang dan sejuknya alam di Kawaguchiko. Kami pulang menuju Tokyo (Shinjuku Station) dan bersiap-siap menuju Kyoto (Kyoto Station) dengan Shinkansen (13080 yen per orang). Kami tiba di Kyoto sekitar pukul 9 malam, sehingga banyak tempat wisata telah tutup, ditambah lagi kami sudah lelah seharian bertamasya di kawasan Kawaguchiko, sehingga kami memutuskan untuk langsung check in ke hotel. (Ingat, baik hotel maupun bus harus dipesan minimal h-2 via online ataupun meminta bantuan resepsionis hotel bila ingin bertamasya ke gunung fuji dikarenakan banyaknya pengunjung tidak seimbang dengan transportasi dan penginapan khususnya pada musim semi dan panas).

Hari 4
Pagi hari setelah kami sarapan, kami membeli tiket one day pass Kyoto khusus untuk city bus (500 yen per orang) di resepsionis. Teman-teman dapat membeli tiket ini di mesin khusus tiket di Kyoto Station dengan harga yang sama. Dengan tiket ini teman-teman dapat berkeliling kota Kyoto menggunakan bus tanpa batas hingga pukul 12.00 malam waktu setempat. (Jangan lupa untuk meminta peta rute bus pada hotel ataupun tourist information di Kyoto). Rute pertama kami adalah menuju Imperial Palace Kyoto yang dibuka mulai pukul 9.00 pagi waktu setempat, sama seperti Imperial Palace Tokyo untuk masuk ke tempat wisata ini pengunjung tidak dikenakan biaya apapun. Perlu diingat lagi, teman-teman harus memiliki tenaga ekstra bila ingin mengelilingi seluruh area dari Imperial Palace. Akses: Pemberhentian Saibansho mae (Bus Stop A nomor 10)



Dekat dengan kompleks Imperial Palace terdapat sebuah bangunan gereja yang tua bernama Saint Agnes Church. Memang saat kami berkunjung kesana gereja tersebut sedang tutup alias tidak ada kebaktian. Akan tetapi, berfoto di luar gereja tersebut tidak ada salahnya kan? Hal ini kami lakukan karena gereja tersebut memiliki arsitektur bernuansa Eropa dan menarik.

Kamipun kembali melanjutkan perjalanan menuju Kitano Tenmangu yang masih dapat diakses pada bus stop A dengan bus nomor 10 (Kitano Tenmangu Mae Bus Stop). Kami disana melihat begitu banyak orang Jepang pemeluk Shinto berdoa dan hal tersebut merupakan daya Tarik bagi turis yang berkunjung ke Kitano Tenmangu.

Teman-teman belum ke Kyoto bila tidak melihat nuansa desa ala samurai khas Kyoto di distrik Gion. Teman-teman juga dapat menjadikan tempat wisata ini sebagai rute terakhir di malam hari, karena lampu-lampu yang redup menciptakan suasana yang khas ala Jepang dan ditambah lagi hampir setiap rumah dijadikan restoran dan atraksi hiburan yang dilakukan oleh Geisha. Distrik Gion dapt dijangkau dari Kyoto Station dengan menggunakan bus nomor 100 atau 206, dan berhenti di Gion Bus Stop.

Rute terakhir kami pada hari ini adalah temple terkenal yaitu Fushimi Inari Shrine, yang terkenal dengan ribuat gerbang Shrine berwarna orange yang dituliskan bahasa mandarin di setiap gerbangnya dimana tulisan tersebut merupakan harapan yang ingin dicapai oleh pembuatnya. Kami sangat merekomendasikan tempat ini, karena tempat ini sangat unik dan indah. Save the best for the last, seperti itulah perasaan kami ketika mengunjungi Fushimi Inari Shrine (akses: Fushimi Inari Station dengan bus nomor 105 atau 5 dari Kyoto Station).

Hari 4
Bagi teman-teman yang ingin berburu oleh-oleh khas Jepang lagi, Kyoto lah yang menjadi tempat dimana teman-teman dapat membeli barang dan makanan dengan harga yang relatif murah. Bila ke Kyoto, teman-teman harus meluangkan waktu satu hari untuk berbelanja di Nishiki Market yang sudah dibuka dari pagi hari jam 8. (naik Subway menuju Shijo Station di Karasuma Subway Line, jalan sekitar 4 menit ke kawasan Nishiki Market) kami tidak menggunakan jalur ini karena kebetulan hotel kami berlokasi sangat dekat dengan Nishiki Market.

Hari 5
Kami selesai menikmati kuliner Jepang dan berbelanja oleh-oleh untuk keluarga setelah lewat tengah hari. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami ke Osaka (kami membeli tiket train dari Shijo subway Station menuju Umaeda Station harga 400 yen per orang) harga tiket tergantung lokasi dari stasiun terdekat teman-teman menuju Umaeda Station. (Bila bingung, teman-teman harus bertanya dengan resepsionis hotel dimana mereka akan menunjukkan jalan terbaik untuk pergi ke Osaka). Setibanya di Osaka sekitar pukul 4 sore, kami memutuskan untuk beristirahat di hotel dan melanjutkan perjalanan kami keesokan harinya di Osaka.

Hari 6
Wisata pertama kali yang wajib teman-teman pergi adalah menuju Osaka Castle yang dibuka mulai dari pukul 9 pagi hingga 5 sore. Untuk masuk ke Osaka Castle, teman-teman harus membayar admission sebesar 600 yen. Akses menuju Osaka Castle dapat menggunakan subway dengan pemberhentian di Tanimachi 4 Chrome Station pada Tanimachi Subway Line. 


Kemudian tempat wisata selanjutnya adalah menuju Osaka Tenmangu Shrine yang dibuka mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore juga. Teman-teman hanya cukup berjalan sekitar 3 menit dari Minamimorimachi Station pada Tanimachi Subway Line.

Tempat wisata selanjutnya adalah menuju Sumiyoshi Taisha yang merupakan shrine tertua di Jepang yang dibuka mulai pukul 6 pagi hingga 5 sore. Teman-teman dapat mengakses ke tempat ini dengan berjalan kaki dari Sumiyoshi Taisha Station di Nankai Main Line.


Setelah puas bertamasya di Sumiyoshi Taisha kami kembali ke hotel dan pada malam harinya kami memutuskan untuk mengunjungi night market dan kuliner di Dotonbori area yang sangat terkenal akan lampunya yang berbinar dan melting pot beragam wisatawan dari manca Negara.

Hari 7
Hari ini kami cukup santai untuk berjalan-jalan di kota Osaka. Kami mengunjungi Korea Town yang merupakan area kota yang penduduk naturalisasi dari Korea Selatan. Sehingga tidaklah heran jika teman-teman mengunjungi area ini akan menemukan makanan khas Korea Selatan seperti Kimchi dan produk-produk kosmetik dari Negara Korea Selatan. Akses: berhenti di Tsuruhasi Station.



Setelah puas berbelanja makanan khas Korea kami pun kembali ke hotel dan beristirahat untuk mempersiapkan diri pulang ke Jakarta.



Senin, 02 Januari 2017

Liburan Natal dan Tahun Baru Bersama Keluarga di Palu

Tidak ada yang lebih indah selain menghabiskan sisa hari di tahun 2016 bersama keluarga tercinta. Kami memutuskan untuk menginjakkan kaki kami di Palu ibukota Sulawesi Tengah. Perjalanan ini menjadi momen tutup tahun kami yang indah, setelah melalui beragam kegiatan, pengalaman, dan segala hal di tahun 2016.
Berikut adalah daftar destinasi yang wajib teman - teman kunjungi selama berada di Kota Palu.

Catatan:
Kami menyewa sebuah mobil innova untuk berkeliling kota Palu dengan harga Rp 550.000,- (termasuk biaya bensin). Bila teman - teman ingin mengunjungi Donggala/ Tanjung Karang (luar kota) teman-teman akan dikenakan charge lagi sebesar Rp 600.000,-.
Sangat dianjurkan teman-teman membawa keperluan obat-obatan, karena makanan di daerah Palu bernuansa sangat pedas dan asam. Akan tetapi bagi pecinta kuliner pedas dan asam, mungkin hal tersebut tidak akan menjadi masalah.
Jangan ragu untuk bertanya kepada penduduk sekitar mengenai kota Palu, mereka tergolong ramah dan bersedia membantu para wisatawan.

JEMBATAN KUNING PALU
Masyarakat setempat lebih senang menyebut jembatan terkenal ini dengan sebutan Mc D, karena bentuk jembatan menyerupai huruf M. Jembatan ini menjadi pusat wisata dan lokasi foto bagi masyarakat dan turis. Sangat disarankan, bila ingin mengunjungi jembatan ini di malam hari dimana jembatan ini memiliki view yang menarik serta lampu yang menghiasi sekitar jembatan. 




MASJID TERAPUNG
Masjid ini menjadi ikon dari tempat wisata Palu yang wajib dikunjungi. Lokasi tersebut tidak jauh dari Jembatan Palu, sehingga teman-teman dapat pergi kesana untuk berwisata sekaligus beribadah hanya dengna berjalan kaki saja.


MUSEUM SULAWESI TENGAH
Bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan seputar kota Palu. Museum nasional Sulawesi Tengah adalah rekomendasi wisata dari kami. Untuk masuk ke dalam museum tersebut, teman-teman hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 3.000,-/org. Museum ini mengoleksi berbagai macam peninggalan kerajaan, pakaian adat, peralatan yang digunakan suku-suku Sulawesi Tengah, flora dan fauna, dan masih banyak lagi.
TUGU PERDAMAIAN NOSARARA NOSABATUTU
Lokasi tugu perdamaian berada diatas bukit. Dimana selain teman-teman dapat melihat bukti perdamaian Bhineka Tunggal Ika Indonesia. Teman-teman dapat melihat kota Palu secara keseluruhan dan juga pantai Palu yang begitu luas terbentang. Untuk masuk ke area ini, teman-teman harus membayar Rp 5.000,-/org. selain terdapat Tugu Perdamaian, teman-teman akan menjumpai sebuah gong besar yang merupakan sebuah simbol persatuan di Indonesia.
TUGU KHATULISTIWA
Ternyata tidak hanya di Kalimantan Barat saja yang terdapat tugu Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa juga melewati daerah Palu. Tidak heran kota Palu selalu terik dan panas, hal ini dikarenakan matahari bergerak melintasi tepat diatas Kota Palu.




PANTAI TALISE
Pantai Talise merupakan pesisir pantai Palu yang panjang. Dimana sepanjang pantai ini terdapat banyak rumah makan yang menyediakan berbagai macam seafood yang enak dan segar, serta makanan khas Palu.

Rekomendasi kuliner:
  1. Kaledo merupakan sup tulang sapi yang bening dengan bumbu khas Palu yang sudah dihaluskan. Rasa asam dan pedas dari Kaledo merupakan ciri khas dari makanan Palu. Hampir semua rumah makan di Kota Palu menyediakan Kaledo.
  2. Ikan Bakar Khas Palu, jika pergi ke kota Palu menu ikan bakar adalah menu andalan masyarakat disana.
  3. Uta Kelo, dalam bahasa Indonesianya adalah sayur Kelor, merupakan makanan khas Palu. Bahan utama dari makanan ini adalah daun kelor, santan, potongan ikan, dan jantung pisang.
  4. Uta Dada, sejenis opor berkuah santan dengan berbahan ikan atau ayam. makanan ini merupakan makanan favorit masyarakat setempat.



PANTAI TAMAN RIA
Pantai Taman Ria merupakan salah satu tempat wisata andalan kota Palu yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. selain memiliki pemandangan pantai yang indah dan mempesona, di pantai ini teman-teman dapat menikmati pemandangan sunset yang indah.