Hai, sudah lama saya tidak mengepost blog mengenai perjalanan saya
bersama keluarga tercinta. Liburan musim panas ini terasa sangat panjang jika
hanya berdiam diri di rumah. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk berlibur ke
negeri Sakura, yaitu Jepang. Berikut adalah perjalanan menyenangkan yang kami
lakukan selama di Jepang, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
teman-teman yang juga ingin berwisata di Negara tersebut.
Hari 1
Kami tiba di Haneda International Airport pukul 6 pagi waktu Jepang.
Dikarenakan check in hotel di Jepang pada umumnya dimulai dari pukul 3 sore
(tetapi tas dan koper dapat teman-teman titip pada hotel yang sudah kalian
booked), kami tidak hanya tinggal diam di airport saja. Kami mengunjungi
tourist information Haneda International Airport untuk membeli tiket 48 hours
day yang dapat kami gunakan selama 48 jam untuk mengitari kota Tokyo dengan
subway dan citybus tanpa batas dengan harga 1200 yen per orangnya. Perlu
diperhatikan teman-teman kartu ini hanya sebatas untuk subway common line atau
TOEI dan citybus, transportasi lain seperti private subway line, JR, dan
sebagainya memiliki harga tersendiri yang harus dibayar. Rute pertama kami
adalah Tokyo Sky Tree, teman-teman juga dapat mengunjungi Tokyo Sky Tree pada
malam hari jika ingin melihat lampu yang berkelap kelip dan indah pada
sepanjang bangunan Tokyo Sky Tree. Rute
Tokyo Sky Tree adalah dari Shinagawa Station menggunakan TOEI Asakusa Line dan
berhenti di Asakusa Station. (Jangan lupa untuk meminta peta Subway, city bus,
ataupun mendownload google maps ketika bertamasya di Jepang).
Setelah puas melihat keindahan Tokyo Sky Tree, tidak jauh dari sana
terdapat Asakusa Temple, dimana temple ini merupakan temple yang sangat
terkenal di seluruh dunia dan wajib dikunjungi karena memiliki kompleks atau
area yang cukup luas. Di bagian depan Asakusa Temple, teman-teman akan
menemukan sebuah gerbang yang sangat besar bernama Kaminarimon, kemudian
teman-teman akan menjumpai pusat perbelanjaan tradisional khas Jepang bernama
Nakamise Shopping Street, dan setelah itu teman-teman akan masuk ke dalam
wilayah temple Asakusa tersebut.
Siang yang sangat terik tidak membuat semangat kami menurun, kami
tetap melanjutkan perjalanan ke Tokyo Metropolitan Government lantai 45 yang
dapat diakses dengang menggunakan Subway, yaitu menuju Tochomae Station pada
Oedo Subway Line. Di gedung ini, teman-teman dapat melihat seluruh kota Tokyo dari
gedung tersebut. Serta di lantai 45 tersebut, teman-teman juga dapat berbelanja
aksesoris dan souvenir lucu untuk dijadikan oleh-oleh, serta terdapat restoran
yang menyajikan makanan khas western yang menarik dan lezat.
Destinasi selanjutnya yaitu menuju kota Shibuya, dimana kota
tersebut terkenal dengan sosok seekor anjing setia bernama Hachiko yang
senantiasa menunggu tuannya pulang dari stasiun. Momen tersebut kemudian
diabadikan dalam bentuk patung anjing yang dapat dipotret secara gratis begitu
teman-teman keluar dari stasiun Shibuya. Selain itu, distrik Shibuya sangatlah
ramai dan penuh dengan jajanan dan pusat perbelanjaan, sehinga sangatlah
disayangkan bila teman-teman tidak berkunjung kesana.
Setelah berbelanja dan makan di Shibuya, kami melanjutkan
perjalanan ke Yoyogi Park pada sore hari. Yoyogi Park merupakan taman atau
hutan di tengah kota Tokyo yang sangat luas. Banyak orang-orang Jepang maupun
turis memanfaatkan jalan setapak di Yoyogi Park untuk jogging. Tidak sedikit
juga orang-orang yang berpiknik di area lahan hijau yang luas disana. Di dekat
Yoyogi Park teman-teman dapat mengunjungi temple yang terkenal juga bernama
Meiji Shrine. Akses: Pemberhentian di Harajuku Station.
Kami berjalan-jalan menikmati indahnya hutan yang luas di kota
Tokyo tersebut hingga matahari terbenam. Setelah itu cukup 15 menit saja dengan
berjalan kaki, teman-teman dapat pergi mengunjungi Harajuku night market.
Disana teman-teman yang menyukai anime dan game Jepang dapat berburu
barang-barang menarik di tempat ini. Teman-teman juga akan menemukan banyak
orang Jepang yang mengekspresikan diri mereka dengan cosplay yang lucu dan
menarik. Haripun beranjak malam dan kami memutuskan untuk kembali ke hotel dan
beristirahat untuk memulai perjalanan hari ke 2.
Hari 2
Pagi harinya kami langsung pergi menuju Ueno Park yang tidak kalah
luasnya dengan Yoyogi Park yang dapat diakses hanya cukup berjalan kaki sekitar
3 sampai 5 menit dari stasiun Ueno. Uniknya di Ueno Park terdapat danau yang
amat luas dan ditumbuhi begitu banyak pohon teratai. Teman-teman dijamin tidak
akan menyesal melihat indahnya bunga teratai yang bermekaran di Ueno Park
tersebut, serta di tengah danau tersebut terdapat Shrine tempat dimana
masyarakat sekitar berkumpul dan berdoa.
Setelah puas menikmati keindahan bunga teratai di Ueno Park, kami
memutuskan menginjakkan kaki kami di distrik Ginza. Mirip dengan Shibuya, Ginza
merupakan distrik metropolitan yang terdapat banyak gedung modern dan
perbelanjaan yang sangat besar. Jangan lupa teman-teman menyiapkan kantong
untuk berbelanja barang-barang branded disini. Namun, janganlah khawatir di
daerah Ginza makanan dan restoran memiliki harga yang terjangkau dengan
kantong. Ginza dapat diakses dengan menggunakan subway menuju Ginza Station
pada Ginza line.
Kami melanjutkan perjalanan kami ke Imperial Palace dengan berjalan
kaki sekitar 7 menit dari Otemachi Station. Biaya untuk masuk Imperial Palace =
gratis. Teman-teman perlu menyiapkan memori foto yang besar untuk berfoto di
Imperial Palace karena memiliki taman yang indah dan bernuansa Jepang. Dan juga
teman-teman memerlukan tenaga ekstra bila ingin mengunjungi setiap area dan
pusat istana yang cukup menanjak.
Sore harinya kami pergi melihat temple lain di Tokyo yaitu Yasukuni
Shrine yang dapat diakses dengan berjalan kaki selama 5 menit dari Kundashita
Station. Perlu diingat teman-teman biasanya temple dibuka mulai dari pukul 8
atau 9 pagi hingga pukul 5 atau 6 sore, jadi jangan sampai teman-teman datang
ke temple yang diinginkan, namun temple tersebut telah tutup.
Hari 3
Setelah kami check out dari hotel kami, kami pergi menuju Shinjuku
Station. Shinjuku Station merupakan stasiun besar selain stasiun Tokyo, dimana
stasiun ini juga terdapat terminal besar bus untuk lintas antar kota di Jepang.
Kami menggunakan bus menuju Kawaguchiko dengan harga 1750 yen per orangnya
(hanya pergi belum termasuk pulang). Perjalanan ke Kawaguchiko bila lancar
hanya memakan waktu selama 2 jam. Di sana teman-teman dapat mengunjungi beragam
wisata alam, taman hiburan, dan tentunya gunung Fuji yang merupakan ikon dari
Negara Jepang tersebut. Teman-teman juga dapat menginap di kawasan tersebut
hanya teman-teman perlu melakukan reservasi hotel dan juga hunting tiket hotel
yang pas di kantong. Sangat disayangkan ketika kami sampai disana, kami tidak
dapat reservasi hotel karena sudah penuh, dan juga cuaca saat itu sedang sangat
berkabut sehingga gunung Fuji pun tidak terlihat. Namun, kami tetap senang
dapat menikmati puncak nya orang Jepang dan sejuknya alam di Kawaguchiko. Kami
pulang menuju Tokyo (Shinjuku Station) dan bersiap-siap menuju Kyoto (Kyoto
Station) dengan Shinkansen (13080 yen per orang). Kami tiba di Kyoto sekitar
pukul 9 malam, sehingga banyak tempat wisata telah tutup, ditambah lagi kami
sudah lelah seharian bertamasya di kawasan Kawaguchiko, sehingga kami
memutuskan untuk langsung check in ke hotel. (Ingat, baik hotel maupun bus
harus dipesan minimal h-2 via online ataupun meminta bantuan resepsionis hotel
bila ingin bertamasya ke gunung fuji dikarenakan banyaknya pengunjung tidak
seimbang dengan transportasi dan penginapan khususnya pada musim semi dan panas).
Hari 4
Pagi hari setelah kami sarapan, kami membeli tiket one day pass
Kyoto khusus untuk city bus (500 yen per orang) di resepsionis. Teman-teman
dapat membeli tiket ini di mesin khusus tiket di Kyoto Station dengan harga
yang sama. Dengan tiket ini teman-teman dapat berkeliling kota Kyoto
menggunakan bus tanpa batas hingga pukul 12.00 malam waktu setempat. (Jangan
lupa untuk meminta peta rute bus pada hotel ataupun tourist information di
Kyoto). Rute pertama kami adalah menuju Imperial Palace Kyoto yang dibuka mulai
pukul 9.00 pagi waktu setempat, sama seperti Imperial Palace Tokyo untuk masuk
ke tempat wisata ini pengunjung tidak dikenakan biaya apapun. Perlu diingat
lagi, teman-teman harus memiliki tenaga ekstra bila ingin mengelilingi seluruh
area dari Imperial Palace. Akses: Pemberhentian Saibansho mae (Bus Stop A nomor
10)
Dekat dengan kompleks Imperial Palace terdapat sebuah bangunan
gereja yang tua bernama Saint Agnes Church. Memang saat kami berkunjung kesana
gereja tersebut sedang tutup alias tidak ada kebaktian. Akan tetapi, berfoto di
luar gereja tersebut tidak ada salahnya kan? Hal ini kami lakukan karena gereja
tersebut memiliki arsitektur bernuansa Eropa dan menarik.
Kamipun kembali melanjutkan perjalanan menuju Kitano Tenmangu yang
masih dapat diakses pada bus stop A dengan bus nomor 10 (Kitano Tenmangu Mae
Bus Stop). Kami disana melihat begitu banyak orang Jepang pemeluk Shinto berdoa
dan hal tersebut merupakan daya Tarik bagi turis yang berkunjung ke Kitano
Tenmangu.
Teman-teman belum ke Kyoto bila tidak melihat nuansa desa ala
samurai khas Kyoto di distrik Gion. Teman-teman juga dapat menjadikan tempat
wisata ini sebagai rute terakhir di malam hari, karena lampu-lampu yang redup
menciptakan suasana yang khas ala Jepang dan ditambah lagi hampir setiap rumah
dijadikan restoran dan atraksi hiburan yang dilakukan oleh Geisha. Distrik Gion
dapt dijangkau dari Kyoto Station dengan menggunakan bus nomor 100 atau 206,
dan berhenti di Gion Bus Stop.
Rute terakhir kami pada hari ini adalah temple terkenal yaitu
Fushimi Inari Shrine, yang terkenal dengan ribuat gerbang Shrine berwarna
orange yang dituliskan bahasa mandarin di setiap gerbangnya dimana tulisan
tersebut merupakan harapan yang ingin dicapai oleh pembuatnya. Kami sangat
merekomendasikan tempat ini, karena tempat ini sangat unik dan indah. Save the
best for the last, seperti itulah perasaan kami ketika mengunjungi Fushimi
Inari Shrine (akses: Fushimi Inari Station dengan bus nomor 105 atau 5 dari
Kyoto Station).
Hari 4
Bagi teman-teman yang ingin berburu oleh-oleh khas Jepang lagi,
Kyoto lah yang menjadi tempat dimana teman-teman dapat membeli barang dan
makanan dengan harga yang relatif murah. Bila ke Kyoto, teman-teman harus
meluangkan waktu satu hari untuk berbelanja di Nishiki Market yang sudah dibuka
dari pagi hari jam 8. (naik Subway menuju Shijo Station di Karasuma Subway
Line, jalan sekitar 4 menit ke kawasan Nishiki Market) kami
tidak menggunakan jalur ini karena kebetulan hotel kami berlokasi sangat dekat
dengan Nishiki Market.
Hari 5
Kami selesai menikmati kuliner Jepang dan berbelanja oleh-oleh
untuk keluarga setelah lewat tengah hari. Kemudian kami melanjutkan perjalanan
kami ke Osaka (kami membeli tiket train dari Shijo subway Station menuju Umaeda
Station harga 400 yen per orang) harga tiket tergantung
lokasi dari stasiun terdekat teman-teman menuju Umaeda Station. (Bila bingung,
teman-teman harus bertanya dengan resepsionis hotel dimana mereka akan
menunjukkan jalan terbaik untuk pergi ke Osaka). Setibanya di Osaka sekitar
pukul 4 sore, kami memutuskan untuk beristirahat di hotel dan melanjutkan
perjalanan kami keesokan harinya di Osaka.
Hari 6
Wisata pertama kali yang wajib teman-teman pergi adalah menuju
Osaka Castle yang dibuka mulai dari pukul 9 pagi hingga 5 sore. Untuk masuk ke
Osaka Castle, teman-teman harus membayar admission sebesar 600 yen. Akses
menuju Osaka Castle dapat menggunakan subway dengan pemberhentian di Tanimachi
4 Chrome Station pada Tanimachi Subway Line.
Kemudian tempat wisata selanjutnya adalah menuju Osaka Tenmangu
Shrine yang dibuka mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore juga. Teman-teman hanya
cukup berjalan sekitar 3 menit dari Minamimorimachi Station pada Tanimachi
Subway Line.
Tempat wisata selanjutnya adalah menuju Sumiyoshi Taisha yang
merupakan shrine tertua di Jepang yang dibuka mulai pukul 6 pagi hingga 5 sore.
Teman-teman dapat mengakses ke tempat ini dengan berjalan kaki dari Sumiyoshi
Taisha Station di Nankai Main Line.
Setelah puas bertamasya di Sumiyoshi Taisha kami kembali ke hotel dan pada malam harinya kami memutuskan untuk mengunjungi night market dan kuliner di Dotonbori area yang sangat terkenal akan lampunya yang berbinar dan melting pot beragam wisatawan dari manca Negara.
Hari 7
Hari ini kami cukup santai untuk berjalan-jalan di kota Osaka. Kami
mengunjungi Korea Town yang merupakan area kota yang penduduk naturalisasi dari
Korea Selatan. Sehingga tidaklah heran jika teman-teman mengunjungi area ini
akan menemukan makanan khas Korea Selatan seperti Kimchi dan produk-produk
kosmetik dari Negara Korea Selatan. Akses: berhenti di Tsuruhasi Station.
Setelah puas berbelanja makanan khas Korea kami pun kembali ke hotel
dan beristirahat untuk mempersiapkan diri pulang ke Jakarta.